Megapolitan.id – Pemerintah Kota Bekasi dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) baru-baru ini melakukan penandatanganan MoU terkait Penerapan dan Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan Perjanjian Kerjasama (PKS) yang meliputi Program Magang Mahasiswa untuk memenuhi kekurangan guru yang ada di Kota Bekasi, baik jenjang TK, SD dan SMP.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Ahmad Yani mengatakan Kota Bekasi saat ini sangat kekurangan tenaga guru. Sedangkan untuk pengangkatan guru honorer sudah tidak dapat dilakukan, mengingat regulasi yang sudah melarang pengangkatan tenaga honorer (UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara) termasuk guru.

Sedangkan pasca pengangkatan P3K tahap 1 dan rencana P3K tahap 2, banyak tenaga honorer yang existingnya guru, tetapi tidak dapat mendaftar sebagai guru sehingga mendaftar sebagai tenaga teknis ini juga mengakibatkan kekurangan guru semakin signifikan.

Sebagai upaya jangka pendek, Pemkot Bekasi membuka peluang kerja sama dengan perguruan tinggi yang mau bergabung untuk dapat melibatkan mahasiswanya membantu mengisi kekosongan sebagai bagian dari pengabdian masyarakat dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Program ini akan melibatkan mahasiswa dengan persyaratan yang sudah duduk minimal di semester 6, dengan durasi program selama 1 semester dan dapat diperpanjang selama 2 semester atau selama mendapat ijin dari perguruan tinggi asal,” kata Ahmad Yani.

Menurutnya, mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini akan diberikan sertifikat dan untuk tahun 2025 belum ada anggaran yang disediakan bagi para mahasiswa tersebut.

Pihak UNJ akan melakukan screening dan training persiapan sebelum mahasiswa diterjunkan ke sekolah-sekolah di Kota Bekasi untuk menjamin, bahwa mahasiswa yang mereka ikutkan dalam program ini memiliki standar yang baik.

Kegiatan ini merupakan upaya yang dapat dikerjasamakan bukan hanya dengan UNJ, tetapi dengan beberapa perguruan tinggi lain, terutama yang memiliki program studi keguruan karena dibutuhkan pedagogik guru.

“Yaitu kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki dalam proses pembelajaran atau interaksi belajar mengajar dengan peserta didik untuk menjamin, bahwa bukan hanya kuantitas guru yang terpenuhi tetapi juga kualitasnya terpenuhi,” papar Ahmad Yani.

Adapun pertimbangan melakukan proses kerja sama dengan UNJ, karena selain memiliki banyak prodi kejuruan, saat ini UNJ juga sedang fokus untuk melakukan pengabdian masyarakat di Kota Bekasi.

Sebelum kerja sama dengan UNJ, Disdik pernah bersurat kepada Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) wilayah IV A di akhir 2023 untuk menjajaki kemungkinan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi swasta di wilayah Bekasi, namun masih belum ada kelanjutan.

“Kami juga akan melakukan koordinasi dan permohonan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi yang ada di wilayah Kota Bekasi, di antaranya Universitas Bhayangkara dan UNISMA karena kebutuhan guru yang ada cukup banyak dan tentu saja dibutuhkan support dari banyak perguruan tinggi yang ada,” jelasnya.

Untuk itu Pemkot Bekasi melalui Disdik segera mungkin melayangkan surat permohonan kepada beberapa perguruan tinggi tersebut dalam waktu dekat, termasuk juga dari UIN Jakarta yang kemarin sudah menawarkan untuk bekerja sama juga dalam hal pemenuhan guru ini.

Selain program magang mahasiswa, UNJ juga menawarkan program pengabdian masyarakat dengan membangun sekolah-sekolah model di beberapa sekolah yang akan menjadi pilot project dan laboratorium bagi penerapan metode-metode pembelajaran yang akan dilakukan oleh para dosen dari UNJ di beberapa sekolah di Kota Bekasi.

Pihak UNJ melalui program pengabdian kepada masyarakat dengan membangun model-model pembelajaran, manajerial, inklusi, bimbingan konseling dan beberapa konsentrasi lainnya.