Megapolitan.id – Guna menekan pemborosan makanan dan memperkuat ketahanan pangan, Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kabupaten Bekasi meluncurkan program Ali Topan (Aksi Peduli Stop Boros Pangan Bekasi), Jumat (25/4/2025).
Plt Kepala Disketapang, Iman Santoso, menjelaskan program Ali Topan sesuai dengan Surat Edaran Bupati Bekasi Nomor 500.1.2.3/S.E-38/DKP/2025, sebagai dasar hukum.
Program ini mengadopsi pendekatan pentahelix, melibatkan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan komunitas.
“Program ini bukan seremoni, melainkan langkah sistemik yang juga melibatkan edukasi masyarakat untuk menghentikan pemborosan pangan,” kata Iman.
Disketapang juga bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) Bekasi Raya untuk mendistribusikan makanan berlebih ke wilayah rawan pangan.
Dengan adanya program ini, diharapkan mampu mendorong perubahan perilaku masyarakat, menciptakan zero food loss and waste, serta meningkatkan gizi masyarakat rentan.
“Gerakan ini menjadi bukti komitmen Pemkab Bekasi dalam menciptakan solusi berkelanjutan terhadap tantangan pangan,” tegas Iman.
Sementara Asda II Setda Kabupaten Bekasi, Iwan Ridwan mengatakan program ini bertujuan mengurangi food waste dan menyelamatkan pangan layak konsumsi untuk disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan.
Iwan menyampaikan hasil data Badan Pangan terkait limbah makanan per kapita. Ia berujar jika Indonesia menghasilkan 23–48 juta ton limbah makanan per tahun, atau setara dengan 184 kg per kapita.
Menurutnya, data ini menunjukkan betapa banyaknya makanan yang terbuang setiap tahunnya, di tengah kondisi rawan pangan di sebagian masyarakat.
“Setiap orang menyumbang hampir satu kuintal makanan terbuang tiap tahun, padahal masih banyak masyarakat yang rawan pangan,” ujar Iwan.
Menurutnya, kondisi tersebut tak jauh berbeda dari Kabupaten Bekasi, dengan jumlah penduduk yang besar serta marak industri makanan yang berpotensi menyumbang food waste tinggi.
Tinggalkan Balasan