Megapolitan.id – Seruan moral Paus Fransiskus terhadap situasi kemanusiaan di Gaza mendapat sorotan dari pengamat hubungan internasional, Hikmahanto Juwana. Ia menilai sikap Vatikan yang konsisten membela perdamaian dan kemanusiaan menjadi suara penting di tengah konflik yang kian mengarah pada genosida.
“Keberpihakan Paus Fransiskus terhadap perdamaian dan kemanusiaan sungguh luar biasa. Kesederhanaannya dan ketegasannya dalam menyuarakan nilai-nilai moral justru membuat para pemimpin Israel merasa terancam,” ujar Hikmahanto dalam sebuah diskusi publik Dialektika Demokrasi dengan tema: ‘Mengenang Kesederhanaan Paus Fransiskus, Gong Bapak Suci untuk Perdamian Israel-Palestina’ di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa 29 April 2025.
Menurutnya, absennya delegasi Israel dalam pemakaman seorang tokoh Vatikan adalah indikasi nyata bahwa seruan Vatikan tidak diterima dengan tangan terbuka oleh pemerintah Israel.
“Presiden Amerika Serikat, Prancis, hingga Zelensky hadir. Tapi Israel tak kirim satu pun perwakilan,” katanya.
Hikmahanto menyoroti bahwa serangan Israel ke Gaza kini tak lagi hanya soal balasan terhadap serangan 7 Oktober 2023.
“Perang ini sudah mengarah pada genosida etnis. Bukan sekadar membalas dendam, tapi juga untuk menghabisi Hamas dan menguasai Gaza seperti mereka menguasai Tepi Barat,” jelasnya.
Ia mengapresiasi konsistensi Paus Fransiskus dalam menyerukan perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak Palestina.
“Paus melihat isu ini bukan dari sisi agama, tapi kemanusiaan. Anak-anak yang diserang hari ini bisa tumbuh menjadi pejuang, dan perempuan yang dibunuh adalah mereka yang melahirkan generasi perlawanan,” imbuhnya.
Hikmahanto juga menyoroti pergeseran sikap sejumlah negara Eropa yang mulai mendukung pengakuan terhadap negara Palestina.
“Prancis, Spanyol, dan beberapa negara Eropa lainnya mulai mengakui Palestina, ini sebagian juga karena pengaruh moral yang ditebar oleh Paus,” tuturnya.
Ia mengkritik keras dukungan politik dari tokoh seperti Donald Trump yang dinilainya memperkuat agresi Israel.
“Di bawah Trump, Amerika Serikat berubah. Demokrasi dan hak asasi manusia tak lagi jadi prioritas,” tegasnya.
Terkait rencana Indonesia untuk mengevakuasi 1.000 warga dari Gaza, Hikmahanto memberikan catatan penting. Ia mengapresiasi niat Presiden Joko Widodo, namun mengingatkan agar evakuasi tidak dijadikan alat untuk mengosongkan Gaza.
“Evakuasi itu langkah baik, tapi jangan sampai jadi dalih untuk mengosongkan tanah Palestina. Karena ini bukan sekadar konflik agama, ini konflik tentang tanah dan kedaulatan,” katanya.
Di akhir penyampaiannya, Hikmahanto menekankan kembali pentingnya konsensus global untuk menghentikan kekerasan.
“Pesan Paus Fransiskus sangat relevan: perdamaian dan kemanusiaan harus dikedepankan. Tidak boleh ada ruang bagi genosida, siapa pun korbannya,” tutupnya.
Tinggalkan Balasan