Megapolitan.id – Usai berjalan kaki puluhan kilometer, ratusan warga suku Baduy tiba di pendopo Kabupaten Lebak, Banten, untuk melakukan ritual adat Seba Baduy.
Sebelum melaksanakan ritual, para warga beristirahat sejenak dan makan bersama dengan sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak.
Acara ritual diawali pernyataan yang disampaikan Tetua Adat Jaro Tangtu Dua Belas, yang berisi maksud dan tujuan warga suku Baduy datang menemui pemerintah.
“Tetua adat menyampaikan berbagai perkembangan dan juga pesan dari ketua adat suku Baduy atau Puun,” ujar perwakilan suku Baduy, Medi, Jumat, 2 Mei 2025.
Selanjutnya warga suku Baduy menyerahkan berbagai hasil bumi, seperti pisang, beras, gula merah. Namun yang paling sakral adalah pemberian laksa, makanan hasil olahan yang hanya dibuat saat ritual Seba Baduy.
“Seba Baduy merupakan ritual adat yang wajib dilakukan warga adat Baduy, sedang laksa merupakan makanan sakral dari beras yang dihasilkan dari petikan pertama hasil panen padi,” papar Medi.
Sementara, Bupati Lebak Hasby Assidiqie Jayabaya mengatakan suku Baduy merupakan komunitas adat yang konsisten menjaga alam dan budaya.
“Konsistensi suku Baduy dalam menjaga alam dan budaya merupakan kebanggaan bagi Kabupaten Lebak,” ucap Hasby.
Puluhan Warga Suku Baduy Turun Gunung
Sebelumnya, sebanyak 69 orang suku Baduy dalam dari Pedalaman Gunung Kendeng, Desa Kanekes, Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, turun gunung untuk melakukan ritual adat Seba Baduy.
Para suku Baduy tersebut berjalan kaki sejauh 50 kilometer menuju pusat Pemerintahan Kabupaten Lebak di Kota Rangkasbitung untuk bertemu Bapak Gede atau Bupati Lebak.
Puluhan warga yang turun gunung tersebut merupakan orang pilihan yang telah ditentukan oleh Puun atau ketua adat Suku Baduy.
Ritual Seba Baduy tahun ini diikuti sebanyak 1.789 warga suku Baduy. Ritual ini sudah berlangsung turun temurun sebagai bukti kesetiaan pemerintah. Ritual Seba Baduy dilaksanakan setahun sekali, diiringi dengan penyerahan hasil bumi.
Tinggalkan Balasan