Megapolitan.id – Jenuh terus menerus menjadi korban banjir, ribuan warga Perumahan Vila Nusa Indah, Desa Bojongkulur, Gunungputri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, melakukan aksi unjuk rasa.
Massa mendesak pemerintah untuk segera melakukan percepatan normalisasi Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas yang rentan meluap apabila hujan deras turun.
Aksi damai yang diikuti lebih dari 3.000 warga langganan banjir itu, diawali dengan melakukan long march dari lingkungan masing-masing sambil membentangkan sejumlah spanduk.
Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C), Puarman mengatakan sejauh ini sebanyak 32.000 anggota komunitas yang terdampak banjir mengapresiasi pihak Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).
Namun, mereka menilai tahapan normalisasi yang direncanakan pemerintah daerah, terlalu lama. Untuk penyiapan lahan, Pemda menargetkan tahun 2025-2026. Tahun 2027 rencana proses lelang dan 2028 dimulainya pekerjaan konstruksi oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
“Sementara kondisi sungai saat ini baik di hulu maupun hilir yang sudah rusak serta ancaman banjir besar di kemudian hari,” ungkap Puarman, Minggu (4/5/2025)
Sementara menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), banjir besar yang dikenal dengan siklus lima tahunan, ke depannya bisa menjadi tiga tahunan.
“Bahkan memungkinkan terjadi banjir tiap tahun dengan potensi volume sama dengan banjir siklus lima tahunan. Jika tidak ada upaya percepatan, kami khawatir tahun 2028 kami bisa tenggelam,” ucap Puarman.
Koordinator aksi, Syamsudin menyampaikan aksi ini diikuti oleh warga yang terdampak banjir di Bojongkulur dan sekitarnya. Warga juga melayangkan surat terbuka kepada Presiden, Gubernur Jawa Barat dan Bupati Bogor meminta percepatan normalisasi Sungai Cileungsi Cikeas.
“Setelah Surat Terbuka dibacakan, esoknya langsung kami antar langsung kepada Presiden, Gubernur Jabar dan Bupati Bogor,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan